TUGAS RESUME KB 1
MENERIMA ILMU DAN KEBENARAN DARI BERBAGAI SUMBER
1. Hadis tentang mencari ilmu dan
Terjemahnya
Hadis
tentang menuntut ilmu:
Hadis
I:
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِين عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُ ل مُسْلِمٍ )رواه ابن ماجه(
Artinya:
Hisyam bin Ammar bercerita kepada
kami, Hafash bin Sulaiman bercerita kepada kami, Katsir bin Syindzir bercerita
kepada kami, dari Muhammad bin Sirin, dari Anas bin Malik
berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘mencari ilmu itu wajib atas setiap orang Muslim”
(diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Hadis
II:
عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اطْلُبُوا الْعِلْمَ
وَلَوْ بِال صين )مسند البزار(
Artinya:
Dari Anas bin Malik, dia
berkata Rasulullah saw bersabda: “Carilah ilmu walau sampai ke
negeri Cina”
Hadis III:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ
أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ وَيَفْشُوَ ال زنَا وَتُشْرَبَ
الْخَمْر .... )رواه الترمذي(
Artinya:
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah saw
bersabda “Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan,
menyebarnya perzinaan, dan
semakin banyak orang minum khamar …. (diriwayatkan oleh Turmudzi)
Hadis IV:
حديث عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُول: إِنَّ الله لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا
جُهَّالاً، فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا )أخرجه البخاري(
Artinya:
Hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash, dia berkata saya mendengar
Rasulullah saw bersabda:
“sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan cara merampasnya dari dada manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan cara
mewafatkan para ulama. Sehingga bila tidak ada lagi orang alim, manusia akan
mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Jika mereka ditanya mereka
akan member fatwa tanpa dasar ilmu, maka mereka sesat dan
Hadis V:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ
أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه )رواه مسلم والترمذي والنسائي وغيرهم(
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda “Jika anak Adam (manusia) mati,
maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali dari tiga hal yaitu shodaqoh
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya. (diriwayatkan
oleh Muslim, Turmudzi, Nasai dll)
Hadis VI:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ إِن ي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّه بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ
لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْارْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْاَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْاَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَ رِثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْ هَمًا وإِن مَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظ وَافِر )رواه ابوداود(
Artinya:
Dari Abu Darda ra, dia berkata: “sesungguhnya saya mendengar Rasulullah
saw bersabda: ‘Siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah
menyertainya berjalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat merendahkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap pencari ilmu. Dan sesungguhnya
orang yang berilmu dimohonkan ampunan oleh makhluk-makhluk penghuni langit dan
bumi bahkan oleh ikan di dalam air. Sungguh keutamaan seorang alim ahli ilmu)
dibanding dengan seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti cahaya bulan purnama
dibanding cahaya bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para
nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham akan
tetapi mereka mewariskan ilmu, siapa mendapatkannya akan memperoleh keberuntungan
yang besar. (diriwayatkan oleh Abu Dawud)
2. Makna hadis tentang mencari ilmu
Hadis
pertama :
Hadis ini menjelaskan tentang perintah mencari ilmu. Terlepas dari status hadis yang dhaif dari segi
perawinya, matn hadis tersebut tidak bertentangan dengan kandungan Al-Qura’an
yang memerintahkan kaum muslimin menggali ilmu pengetahuan, seperti yang
terdapat dalam QS. At-Taubah ayat 122 dan surat al-‘Alaq ayat 1-5. Imam Ahmad
Bin Hanbal berpendapat bahwa hadis dhaif boleh dijadikan dasar perbuatan,
termasuk hadis tersebut karena mengandung Fadhailul A’mal (mengandung perbuatan
baik).
Hadis kedua:
Hadis kedua menjelaskan tentang fungsi ilmu di
masyarakat. Dijelaskan bahwa
menuntut ilmu itu adalah keharusan meskipun harus dengan melakukan perjalanan
jauh. Bahkan dalam hadis tersebut secara jelas disebutkan negara Cina sebagai
salah satu referensi pada saat itu untuk menuntut ilmu. Itu menunjukkan
kebolehan menuntut ilmu meskipun dari orang yang berbeda suku, ras, bahkan
keyakinan dan agama. Dalam hal ini menuntut ilmu berfungsi menciptakan
masyarakat belajar.
Hadis ketiga:
Hadis ketiga menjelaskan tentang fungsi ilmu di
masyarakat.Hadis ketiga termasuk
hadis shahih menurut Imam Al-Turmidzi. Hadis ini menjelaskan bahwa tidak akan
terjadi kiamat selama ilmu masih menjadi panduan kehidupan manusia. Karena
dengan hilangnya ilmu pengetahuan itu akan merembet kepada kebodohan manusia,
kebodohan manusia membawa kepada pelanggaran dan pengrusakan. Bahkan menurut
hadis lain diriwayatkan Imam Bukhari, hilangnya ilmu pengetahuan menyebabkan
terjadinya banyak pembunuhan. Dalam hal ini menuntut ilmu berfungsi untuk
mencegah masyarakat berbuat kerusakan di muka bumi.
Hadis keempat:
Hadis keempat menjelaskan tentang fungsi ilmu di
masyarakat.Hadis ini menjelaskan
bahwa, hilangnya ilmu pengetahuan itu tidak dengan dicabut atau dihilangkan
dari para ulama, akan tetapi Allah menghilangkan ilmu itu dengan mewafaktkan
para ulama. Dan ketika ulama sudah wafat, maka orang muslim akan memilih
pemimpin-pemimpin dari kalangan orang-orang yang miskin dengan ilmu agama,
sehingga menjerumuskan umat islam ke jalan yang salah. Berdasarkan hadis ini,
sebagai muslim yang beriman, kita akan terarah dalam memilih keputusan dalam
segala hal tanpa melepas nilai-nilai agama.
Hadis kelima:
Hadis kelima menjelaskan tentang fungsi ilmu bagi masyarakat yang mengamalkan dan mengajarkan ilmu
yaitu pahala yang selalu mengalir. Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa ketika
manusia mati, maka terputus amalnya, kecuali tiga perkara:
a. Shodaqoh Jariah
b. Ilmu yang bermanfaat
c. Anak soleh yang mendoakan
Hadis keenam:
Hadis tersebut menjelaskan tentang keistimewaan
orang-orang yang menuntut ilmu,
antara lain:
a. Setiap orang yang meringankan
langkahnya untuk pergi menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya
menuju surga.
b. Malaikat juga akan merendahkan
sayapnya karena rido dan senang kepada orang-orang yang menuntut ilmu.
c. Dimohonkan ampunan oleh
makhluk-makhluk penghuni langit dan bumi bahkan ikan di dalam air.
d. Orang ‘alim lebih utama dibandingkan
dengan ahli ibadah, seperti bulan di antara bintang-bintang.
e. Ulama adalah pewaris para nabi
f. Memperoleh keberuntungan yang
besar.
3. Kualitas hadis-hadis tentang
mencari ilmu.
Hadis pertama menjelaskan tentang “Menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim” menurut Ibnu Majah adalah hadis dhaif (lemah).
Kelemahan hadis tersebut terletak pada salah satu rawinya yaitu Hafash Bin
Sulaiman. Hafash Bin Sulaiman dinilai tidak Tsiqah oleh Yahya Bin Ma’in dan
dikatakan Matruk oleh Ahmad Bin Hanbal.
Berikut ini kriteria-kriteria hadis shahih:
a. Persambungan sanad (bertemu
langsung antar perawi sampai kepada Rasul)
b. Rawi bersifat adil ( konsisten
dalam beragama)
c. Rawi bersifat dhabith ( daya
ingatnya kuat)
d. Tidak ada kejanggalan (syadz)
e. Tidak terjadi illat (cacat tersembunyi)
Meskipun hadis tentang wajib menuntut ilmu itu dhaif
dari sisi perawinya, tetapi kandungan matnnya tidak bertentangan dengan
Al-Qur’an, seperti yang terkandung dalam QS. At-taubah ayat 122 dan Al-Alaq
ayat 1-5. Menurut para ulama termasuk imam Ahmad Bin Hanbal hadis yang
mengandung fadha’ilul A’mal boleh dijadikan sebagai dasar perbuatan.
4. Ilmu Pengetahuan sebagai Basis
Kemajuan
Majunya Ilmu pengetahuan memberikan pengaruh besar
terhadap kemajuan peradaban di dunia Islam. Majunya ilmu pengetahuan terbukti
dengan berdirinya pabrik kertas pertama pada tahun 800 M di Bagdad.
Perpustakaan bermunculan di negeri Arab(Islam) yang sebelumnya dijuluk negeri
buta huruf. Selain itu, munculnya tokoh-tokoh muslim yang memberi perhatian
besar terhadap pertumbuhan ilmu pengetahuan di kalangan umat islam dan bahkan
dunia, antara lain:
a. Nasiruddin At Tousi (memiliki
kumpulan buku 400.000);
b. Khalifah Al-Hakim mendirikan
perpustakaan berisi 400.000 buku;
c. Khalifah al-Aziz di Mesir
memiliki perpustakaan dengan 1.600.000 buku( 16.000 tentang matematika, 18.000
tentang filsafat).
Selain itu, lahir pula ilmuwan-ilmuwan muslim yang
terkenal pada saat itu, bahkan sampai sekarang, yakni:
a. Ibnu Sina (bidang kedokteran)
b. Al-khawarizmi (memperkenalkan
angka Arab dan Al-Jabar)
c. Omar Khayam ( menciptakan teori
tentang angka-angka)
d. Ar-Razi (multidisiplin ilmu;
kedokteran, fisika, filosof, theology, dan Syair)
e. Ibnu Rusyd ( Filsafat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar